Minggu, 22 Maret 2015

Contoh Laporan Observasi Sekolah



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Observasi merupakan suatu kegiatan meninjau ke lapangan untuk mencari informasi sedetail dan semaksimal mungkin tentang materi yang sedang dipelajari. Pada observasi kali ini kami mendapat tugas dari mata kuliah SKI di Madrasah atau Sekolah untuk meninjau ke sekolah mengenai bagaimana pembelajaran sejarah khususnya sejarah kebudayaan islam dan sistem pembelajaraannya di sekolah tersebut? Kami pun melakukan observasi ke lapangan tepatnya di SD Demangan Yogyakarta. Di sana kami melakukan beberapa kegiatan meninjau dan mencari informasi kepada Guru dan siswa dari sekolah tersebut guna kami jadikan sebagai narasumber. Kamipun mendapat narasumber dari seorang Guru dan seorang siswa yang akan kami mintai informasi berupa pendapat dan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan yang nantinya kami ajukan.
Pada jenjang ini (SD) untuk mata pelajaran sejarah sendiri secara spesifik masih belum ada karena di dalam kurikulumnya belum tercantum tentang hal tersebut. Mengenai pengajaran sejarah di SD Demangan Yogyakarta sendiri bisa dikatakan hanya sebatas selingan sebagai pelengkap materi yang sedang diajarkan.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut, kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana posisi sejarah khususnya SKI di sekolah tersebut?
2.      Apa teknik atau metode yang digunakan guna mengajarkan nilai-nilai sejarah kepada peserta didik?
3.      Bagaimana pendapat narasumber sendiri mengenai sejarah di sekolah?

C.    TUJUAN OBSERVASI
Secara garis besar tujuan dari observasi kali ini yaitu untuk mencari informasi sedetail dan seakurat mungkin mengenai proses pembelajaran sejarah si sekolah tersebut.

D.    METODE YANG DIGUNAKAN
Pada observasi kali ini kami hanya menggunakan satu metode yaitu metode wawancara. Mewawancarai narasumber guna mencari informasi yang dibutuhkan.

E.     SETTING OBSERVASI
Hari/Tanggal      :    Sabtu, 14 Maret 2015
Waktu               :    Sekitar pukul 07.30 s/d 10.30
Tempat              :    SD Demangan Yogyakarta

F.     DATA DIRI OBSERVATOR/PEWAWANCARA
Nama                 :    Ihwan Fasihin
NIM                  :    13410058
Kelas                 :    PAI C
Semester            :    IV

G.    DATA DIRI NARASUMBER
1.      Nama                       :    Bpk. Rujito, AMA
Status di Kekolah     :    Guru Pendidikan Agama Islam
Nama Sekolah          :    SD Demangan Yogyakarta
2.      Nama                       :    Delia
Status di Sekolah      :    Siswa
Kelas                       :    IV (Empat)
Nama Sekolah         :    SD Demangan Yogyakarta



BAB II
PEMBAHASAN

A.    LAPORAN HASIL OBSERVASI
a.      Posisi Sejarah / SKI di Sekolah
Mengenai sejarah sendiri secara spesifiknya belum ada pada mata pelajaran yang diajarkan karena di SD Demangan Yogyakarta ini model pembelajaraannya masih mengacu pada kurikulum yang sudah disediakan oleh pemerintah. Akan tetapi nilai-nilai sejarah disampaikan oleh Guru ketika sedang dalam proses pembelajaran, artinya sejarah diajarkan hanya sebatas sebagai pendamping dan pelengkap dari materi yang sedang diajarkan.
Di dalam mata pelajaran PAI sendiri dari kurikulum yang berlaku belum ada bab yang mempelajari sejarah secara langsung. Namun, Guru di SD Demangan Yogyakarta ini banyak mengajarkan nilai-nilai sejarah terlebih kisah dari para Nabi dan Rasul kepada peserta didiknya.

b.      Teknik atau Metode yang Digunakan guna Mengajarkan Nilai-Nilai Sejarah kepada Peserta Didik
Menurut Pak Rujito selaku Guru PAI, seorang guru harus lah memiliki tujuan di dalam mengajar, karena tujuan merupakan titik akhir dalam pembelajaran. Misalnya, kita berada pada titik A memiliki tujuan pada titik C maka kita harus melalui titik B terlebih dahulu untuk mencapai titik C, semua itu dinamai dengan proses. Oleh sebab itu, proses merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran PAI. Seorang guru harus memberikan motivasi yang menyentuh pada peserta didik, melebur dengan peserta didik. Dengan demikian, materi yang akan disampaikan dapat diterima oleh peserta didik.
Mengenai metode yang digunakan oleh Pak Rujito dalam pembelajaran SKI adalah dengan caraberceritaatau mendongeng kepada peserta didik. Misalnya menggunakan cerita fiksi. Hal ini disesuaikan dengan kondisi psikologis peserta didik yang notabene masih kanak-kanak.
Di dalam bercerita sendiri haruslah divariasikan sedemikian rupa akan tetapi  dengan tidak merubah substansi dari cerita tersebut terlebih untuk kisah Nabi dan Rasul. Hal ini perlu dilakukan agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dengan cerita yang kita sampaikan karena kebanyakan siswa sudah mengetahui berbagai cerita tentang Para Nabi dan Rasul.
Dalam pengajaran PAI, Pak Rujito sering memfariasikannya dengan bercerita tentang kisah Para Nabi dan Rasul.Ketika kita sedang bercerita sebisa mungkin kita harus membuat imajinasisiswa itu masuk kedalam alur cerita kita sehingga apa yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Di dalam bercerita harus lah disertai dengan hal-hal berikut. Diantaranya: memiliki intonasi nada, model-model suara, mimik muka, dan pengekspresian tubuh yang baik supaya cerita kita berkesan lebih menarik di mata peserta didik.
Pak Rujito juga menyampaikan saran kepada kami yaitu : Saran pak Rujito, “seorang guru harus lah kreatif, dan menjadi idola bagi peserta didik”.

c.       Pendapat Peserta Didik Mengenai Sejarah/SKI di Sekolah
Salah satu narasumber yang kami wawancarai yaitu siswa yang bernama Delia. Delia sendiri merasa sangat senang letika belajar belajar PAI karena mudah dipahamiselain ituGurunya dalam pembelajaran sering diiringi dengan bercerita sehingga siswa tidak merasa bosan ketika sedang berada didalam kelas.
Menurut Delia, Pak Rujito orang sangat baik, tidak pemarah, suka menolong dan kasih sayang. “Kami sangat senang belajar PAI terutama tentang SKI karena sering bercerita dan kami sangat sedih, apabila Bapaknya tidak masuk kelas”. Tutur Delia. Delia dulu sampai menangis ketika Gurunya sedang bercerita.
Delia dan teman- teman dikelasnya kurang suka sama Mata pelajaran yang terlalu serius, banyak menghafal, membosankan, serta pelajaran yang mereka anggap sulit untuk mengerjakannya.



BAB III
PENUTUP

Demikian laporan dari hasil observasi kami, kami berharap hasil dari observasi kami kali ini dapat memberikan manfaat dan rujukan kepada teman-teman pelajar yang lain. Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen, Guru, peserta didik, serta teman-teman kelompok yang sudah berpartisifasi dalam kegiatan ini. Semoga ini menjadi pengalaman yang berharga bagi kita semua dalam kehidupan dan acuan bagi kita sebagai calon Pendidik Bangsa.

Saran
Mengutip perkataan Bapaknya tadi, jadilah Guru yang diidolakan oleh para siswa sehingga ketika dalam proses belajar mengajar siswa akan menerima pelajaran dengan ikhlas dan hati yang nyaman. Dengan itu diharapkan pelajaran yang disampaikan akan diserap dengan baik oleh peserta didik.