BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Observasi merupakan suatu kegiatan
meninjau ke lapangan untuk mencari informasi sedetail dan semaksimal mungkin
tentang materi yang sedang dipelajari. Pada observasi kali ini kami mendapat
tugas dari mata kuliah SKI di Madrasah atau Sekolah untuk meninjau ke sekolah
mengenai bagaimana pembelajaran sejarah khususnya sejarah kebudayaan islam
dan sistem pembelajaraannya di sekolah tersebut? Kami pun melakukan observasi ke
lapangan tepatnya di SD Demangan Yogyakarta. Di sana kami melakukan beberapa
kegiatan meninjau dan mencari informasi kepada Guru dan siswa dari sekolah
tersebut guna kami jadikan sebagai narasumber. Kamipun mendapat narasumber dari
seorang Guru dan seorang siswa yang akan kami mintai informasi berupa pendapat
dan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan yang nantinya kami ajukan.
Pada jenjang ini (SD) untuk mata
pelajaran sejarah sendiri secara spesifik masih belum ada karena di dalam
kurikulumnya belum tercantum tentang hal tersebut. Mengenai pengajaran sejarah
di SD Demangan Yogyakarta sendiri bisa dikatakan hanya sebatas selingan sebagai
pelengkap materi yang sedang diajarkan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut, kami menyusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana posisi sejarah khususnya SKI di sekolah
tersebut?
2.
Apa teknik atau metode yang digunakan guna
mengajarkan nilai-nilai sejarah kepada peserta didik?
3.
Bagaimana pendapat narasumber sendiri mengenai sejarah di
sekolah?
C.
TUJUAN OBSERVASI
Secara garis besar tujuan dari
observasi kali ini yaitu untuk mencari informasi sedetail dan seakurat mungkin
mengenai proses pembelajaran sejarah si sekolah tersebut.
D.
METODE YANG DIGUNAKAN
Pada observasi kali ini kami hanya
menggunakan satu metode yaitu metode wawancara. Mewawancarai narasumber guna
mencari informasi yang dibutuhkan.
E.
SETTING OBSERVASI
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2015
Waktu : Sekitar pukul 07.30 s/d 10.30
F.
DATA DIRI OBSERVATOR/PEWAWANCARA
Nama : Ihwan
Fasihin
NIM : 13410058
Kelas : PAI C
Semester : IV
G.
DATA DIRI NARASUMBER
1.
Nama : Bpk. Rujito, AMA
Status di Kekolah : Guru
Pendidikan Agama Islam
Nama Sekolah : SD Demangan
Yogyakarta
2.
Nama : Delia
Status di Sekolah : Siswa
Kelas : IV
(Empat)
Nama Sekolah : SD Demangan
Yogyakarta
BAB II
PEMBAHASAN
A. LAPORAN HASIL OBSERVASI
a. Posisi Sejarah / SKI di Sekolah
Mengenai
sejarah sendiri secara spesifiknya belum ada pada mata pelajaran yang diajarkan
karena di SD Demangan Yogyakarta ini model pembelajaraannya masih mengacu pada
kurikulum yang sudah disediakan oleh pemerintah. Akan tetapi nilai-nilai
sejarah disampaikan oleh Guru ketika sedang dalam proses pembelajaran, artinya
sejarah diajarkan hanya sebatas sebagai pendamping dan pelengkap dari materi
yang sedang diajarkan.
Di
dalam mata pelajaran PAI sendiri dari kurikulum yang berlaku belum ada bab yang
mempelajari sejarah secara langsung. Namun, Guru di SD Demangan Yogyakarta ini
banyak mengajarkan nilai-nilai sejarah terlebih kisah dari para Nabi dan Rasul
kepada peserta didiknya.
b. Teknik atau Metode yang Digunakan guna Mengajarkan
Nilai-Nilai Sejarah kepada Peserta Didik
Menurut
Pak Rujito selaku Guru PAI, seorang guru harus lah memiliki tujuan di dalam mengajar,
karena tujuan merupakan titik akhir dalam pembelajaran. Misalnya, kita berada
pada titik A memiliki tujuan pada titik C maka kita harus melalui titik B
terlebih dahulu untuk mencapai titik C, semua itu dinamai dengan proses. Oleh
sebab itu, proses merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran PAI.
Seorang guru harus memberikan motivasi yang menyentuh pada peserta didik,
melebur dengan peserta didik. Dengan demikian, materi yang akan disampaikan
dapat diterima oleh peserta didik.
Mengenai
metode yang digunakan oleh Pak Rujito dalam pembelajaran SKI adalah dengan caraberceritaatau
mendongeng kepada peserta didik. Misalnya menggunakan cerita fiksi. Hal ini
disesuaikan dengan kondisi psikologis peserta didik yang notabene masih
kanak-kanak.
Di
dalam bercerita sendiri haruslah divariasikan sedemikian rupa akan tetapi dengan tidak merubah substansi dari cerita
tersebut terlebih untuk kisah Nabi dan Rasul. Hal ini perlu dilakukan agar
siswa tidak merasa bosan dan jenuh dengan cerita yang kita sampaikan karena
kebanyakan siswa sudah mengetahui berbagai cerita tentang Para Nabi dan Rasul.
Dalam pengajaran
PAI, Pak Rujito sering memfariasikannya dengan bercerita tentang kisah Para
Nabi dan Rasul.Ketika kita sedang bercerita sebisa mungkin kita harus membuat
imajinasisiswa itu masuk kedalam alur cerita kita sehingga apa yang kita sampaikan
dapat diterima dengan baik. Di dalam bercerita harus lah disertai dengan
hal-hal berikut. Diantaranya: memiliki intonasi nada, model-model suara, mimik
muka, dan pengekspresian tubuh yang baik supaya cerita kita berkesan lebih
menarik di mata peserta didik.
Pak
Rujito juga menyampaikan saran kepada kami yaitu : Saran pak Rujito, “seorang
guru harus lah kreatif, dan menjadi idola bagi peserta didik”.
c. Pendapat Peserta Didik Mengenai Sejarah/SKI di Sekolah
Salah
satu narasumber yang kami wawancarai yaitu siswa yang bernama Delia. Delia
sendiri merasa sangat senang letika belajar belajar PAI karena mudah
dipahamiselain ituGurunya dalam pembelajaran sering diiringi dengan bercerita sehingga
siswa tidak merasa bosan ketika sedang berada didalam kelas.
Menurut
Delia, Pak Rujito orang sangat baik, tidak pemarah, suka menolong dan kasih
sayang. “Kami sangat senang belajar PAI terutama tentang SKI karena sering
bercerita dan kami sangat sedih, apabila Bapaknya tidak masuk kelas”. Tutur
Delia. Delia dulu sampai menangis ketika Gurunya sedang bercerita.
Delia
dan teman- teman dikelasnya kurang suka sama Mata pelajaran yang terlalu serius,
banyak menghafal, membosankan, serta pelajaran yang mereka anggap sulit untuk
mengerjakannya.
BAB III
PENUTUP
Demikian laporan dari hasil observasi kami, kami berharap hasil dari
observasi kami kali ini dapat memberikan manfaat dan rujukan kepada teman-teman
pelajar yang lain. Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Dosen, Guru, peserta didik, serta teman-teman kelompok yang sudah
berpartisifasi dalam kegiatan ini. Semoga ini menjadi pengalaman yang berharga
bagi kita semua dalam kehidupan dan acuan bagi kita sebagai calon Pendidik
Bangsa.
Saran
Mengutip perkataan Bapaknya tadi, jadilah Guru yang
diidolakan oleh para siswa sehingga ketika dalam proses belajar mengajar siswa
akan menerima pelajaran dengan ikhlas dan hati yang nyaman. Dengan itu
diharapkan pelajaran yang disampaikan akan diserap dengan baik oleh peserta
didik.